Lepas dari masalah fermentasi masalah destilasi pada dasarnya diperlukan kecepatan (kapasitas) dan efisiensi energy, kecepatan/ kapasitas dipengaruhi oleh laju penguapan beer dalam beer boiler dan kemampuan kondensasi, dua duanya sangat erat kaitannya dengan perhitungan pertukaran panas.
Dari dua model yang telah kami buat satu model dengan beer boiler dipanasi dengan api langsung dan satu lagi dengan beer boiler dipanaskan dengan uap , dari hasil pengamatan didapatkan hal hal sbb:
Model pertama diatas dengan pembakaran langsung dibawah beer boiler , dengan model drum diameter 0,5 meter maka sebenarnya luas panas / heating surface hanya 0.19 m2, dari beberapa praktek pengamatan laju penguapan untuk model direct firing hanya sebesar 10 sd 12 kg/jam/m2 luas panas, artinya dengan hanya luas panas 0.19 m2 maka kecepatan penguapan dalam kisaran 1.9 kg/jam. Dengan kendali temperature uap akan dikondenskan pada temperature 85 Celsius (Theori temperature 76 Celsius) maka akan didapat out put max sekitar 1 liter perjam dengan kadar ethanol 94,5% dan akan makin menurun sd kadar ethanol 35%.
Vertikal boiler (kanan) dan destilator (kiri)
Rangkaian destilator dan uji hasil destilasi.
Model kedua batch proses packing coloum reflux yang kami buat dengan pemanas beer boiler dengan uap yang diinjectikan dari ketel pipa api vertikal bahan bakar kayu , kecepatan penguapan sangat tergantung dari jumlah uap yang diinjectikan kedalam beer boiler yang pada saat kondensasi melepas energynya untuk menguapkan beer, destilator diatas rata rata 15 liter output perjam.
Model kedua ini lebih baik performancenya karena kecepatanpenguapan beer tergantung dari besaran injecti uap dari boiler, permasalahannya adalah biarpun kecil boiler harus memenuhi standart keselamatan kerja begitu pula apendage yang dipasang sama dengan yang terpasang pada boiler besar, selain investasi jadi lebih besar dan kurang simple untuk produksi skala kecil.
Upaya Perbaikan
Model kedua ini lebih baik performancenya karena kecepatanpenguapan beer tergantung dari besaran injecti uap dari boiler, permasalahannya adalah biarpun kecil boiler harus memenuhi standart keselamatan kerja begitu pula apendage yang dipasang sama dengan yang terpasang pada boiler besar, selain investasi jadi lebih besar dan kurang simple untuk produksi skala kecil.
Upaya Perbaikan
Upaya perbaikan dengan tujuan me redesign beer boiler agar didapatkan laju penguapan optimal dengan penggunaan energy yang wajar.
Sasaran yang ingin dicapai adalah simplifikasi system destilasi, dengan biaya murah dan aman untuk dioperasikan, system di buat knock down agar mudah dipindah pindahkan.
Destilator ini di design sebagai "DECENTRALISASI DESTILATOR" yang diletakkan di lokasi ladang untuk sekedar menghasilkan ethanol dengan kadar 35 sd 40% yang selanjutnya dikirimkan ke sentral destilasi untuk dimurnikan, sehingga sentral destilasi tidak dihadapkan pada permasalahan limbah cair dari beer yang berupa vinase yang jumlah volumenya hampir 12 kali volume ethanol yang dihasilkan, sementara vinase hasil Decentralisasi Destlator dapat langsung di aplikasikan di ladang sebagai fertilizer dengan kandungan utamanya K2O.
Beer boiler dengan luas panas 4.5 m2, dicoba dengan air didapat laju penguapan > 50 liter perjam- penggunaan bahan bakar kayu 0,3 kg per kg uap.
Sasaran yang ingin dicapai adalah simplifikasi system destilasi, dengan biaya murah dan aman untuk dioperasikan, system di buat knock down agar mudah dipindah pindahkan.
Destilator ini di design sebagai "DECENTRALISASI DESTILATOR" yang diletakkan di lokasi ladang untuk sekedar menghasilkan ethanol dengan kadar 35 sd 40% yang selanjutnya dikirimkan ke sentral destilasi untuk dimurnikan, sehingga sentral destilasi tidak dihadapkan pada permasalahan limbah cair dari beer yang berupa vinase yang jumlah volumenya hampir 12 kali volume ethanol yang dihasilkan, sementara vinase hasil Decentralisasi Destlator dapat langsung di aplikasikan di ladang sebagai fertilizer dengan kandungan utamanya K2O.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar